#

Sebandingkah Kinerja PNS Dengan Gaji yang Didapatkan?

Di dalam sebuah percakapan singkat dengan Bapak Peter Jacobs, beliau bertanya kepada saya: “Dengan kondisi negara sekarang ini dan gaji tinggi yang telah negara berikan kepada pegawai pajak, bagaimana kinerja pegawai pajak sekarang?” Akhirnya saya jawab bahwa Departemen Keuangan saat ini sedang melakukan modernisasi untuk mewujudkan good governance, termasuk dengan perbaikan kinerja sumber daya manusia di dalamnya, sehingga di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sendiripun, para pegawainya sudah tidak bisa macam-macam dengan Wajib Pajak, apalagi dengan gaji yang diberikan negara sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, jadi tidak perlu mencari tambahan pendapatan dari transaksi khusus dengan Wajib Pajak untuk mengatur jumlah pajak yang dibayar.

Setelah menjawab pertanyaan beliau, saya cukup merasa bangga karena akan menjadi bagian dari modernisasi tersebut, tentunya berharap tidak hanya menjadi bagian yang pasif, namun juga aktif dalam mengerjakan modernisasi tersebut.

Namun saat percakapan terus berlangsung, pertanyaan Bapak Peter tersebut terus terbayang di dalam pikiran saya. Saya mencoba untuk menguraikan pertanyaan tersebut, sampai saya berada dalam sebuah kesimpulan.

Di tengah negara yang sedang mengalami berbagai kesulitan, baik itu kemiskinan, gaji para buruh yang berada di bawah Upah Minimum Regional, rakyat sulit mendapatkan pengobatan yang layak dikarenakan tidak ada biaya, sampai pada masalah banyaknya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, pemerintah berani mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan gaji PNS, sedangkan sumber dari gaji itu sendiri berasal dari APBN yang dananya berasal dari uang rakyat juga. Apakah langkah pemerintah ini sudah tepat dan mampu menghasilkan sesuatu yang akhirnya menghasilkan good governance? Jangan sampai pemerintah mengeluarkan anggaran yang besar untuk membiayai gaji PNS, tetapi kinerja para abdi bangsa tersebut kepada masyarakat tidak maksimal.

Apabila kinerja kantor-kantor pemerintahan tidak maksimal yang disebabkan oleh SDM yang tidak baik, akhirnya akan membawa minimal dua dampak, yaitu:

  1. Gaji yang harus dibayarkan pemerintah akan menjadi beban bagi APBN, apalagi di tengah kondisi krisis keuangan global seperti sekarang ini. Terdapat dua sumber utama dana APBN, yaitu dari pajak dan utang. Pajak didapatkan dari uang rakyat, sedangkan utang didapatkan dari pinjaman luar negeri, dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk melunasinya dalam jangka waktu tertentu, dan ada kemungkinan utang tersebut juga akan diwariskan kepada generasi masa depan bangsa. Apabila dipikir secara rasional, hal ini sangat disayangkan karena pemerintah juga harus menanggung beban untuk menanggulangi kemiskinan, salah satunya dengan program pemerintah untuk membantu rakyat miskin, yaitu Bantuan langsung Tunai sebesar Rp.300.000. Demi mendapatkan uang tersebut, rakyat miskin harus berdesak-desakan antri dan terkadang ada yang sampai pingsan. Lalu bagaimana dengan kinerja PNS yang gajinya diatas jumlah uang diberikan pemerintah dalam program BLT tersebut?
  2. Masyarakat tidak akan terlayani dengan baik. Salah satu tujuan dari good governance yang dicanangkan adalah perbaikan kinerja sumber daya manusia, yang berarti perbaikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu alasan negara menaikkan gaji PNS tentunya agar dapat melayani masyarakat lebih optimal lagi, namun apa yang direncanakan pemerintah akan sia-sia dan akhirnya masyarakat yang akan jadi korbannya. Saat ini di kalangan masyarakat beredar anggapan bahwa pelayanan kantor pemerintahan belum optimal, birokrasinya yang sulit, melayani dengan setengah hati dan sebagainya. Seharusnya anggapan-anggapan tersebut dapat dihilangkan apabila para pegawai pemerintahan dapat meningkatkan profesionalitas dan menyadari tanggung jawabnya tersebut. Masyarakat seharusnya tetap mendapatkan pelayanan yang baik, bahkan mendapatkan pelayanan lebih dari yang mereka harapkan, misalkan waktu pelayanan yang lebih cepat dari standar yang telah ditentukan, birokrasi yang mudah, dan bentuk pelayanan lainnya yang membuat masyarakat puas.
Seseorang pernah berkata: “kalau Allah menempatkan seseorang dalam kondisi tertentu, Allah tahu bahwa orang tersebut mampu untuk menghadapi tantangan yang ada dalam kondisi tersebut.” Demikian juga kalau Allah telah menempatkan kita dimana kita sekarang bekerja dan berkarya bagi bangsa, berarti Allah mengangap kita mampu untuk menghadapi tantangan yang ada dan kita dapat mengerjakan bagian kita dengan sebaik-baiknya.

Allah tidak pernah salah menempatkan seseorang di zamannya, dan Allah menempatkan kita di zaman sekarang agar mampu menerangi dan menggarami dunia pada saat ini. Inilah zaman kita, mari bersama kita mengabdi, berkarya dan melayani sesama, untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

*Bapak Peter Jacobs adalah Head of Analysis of Foreign Debt and Investor Relation. Division, Bank Indonesia
*Percakapan dengan beliau berlangsung pada 24 januari 2009 Pukul 14.45-15.00 dalam perjalanan dari Pasar Cicurug sampai ke Wisma pangestu.

1 komentar:

Hendrawan Triartanto 25 Mei 2009 pukul 15.30  

bagus2....

Posting Komentar

Silakan kasih komentar di form di bawah ini ya.... Terima kasih :)

Selayang Pandang - Sejauh Hati Ini Memandang

Menatap sebuah harapan, menanti sebuah jawaban.

About this blog

Sebuah coretan sederhana penuh arti berisi warna-warni kehidupan yang takkan pernah habis dan pudar...

17 Juni 2009
Salam hangat,

Hendrawan Triartanto
-Pemimpin Redaksi-