#

Olimpiade Istimewa

Beberapa tahun yang lalu, diadakan sebuah olimpiade khusus untuk orang-orang cacat di Seattle, Amerika Serikat. Saat itu diadakan pertandingan lari jarak pendek 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap ditempat start masing-masing.

Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakan, mereka semua berlari sekuat tenaga meski tidak tepat berada di garis lintasannya masing-masing, namun semua berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. Kecuali seorang pelari. Seorang anak laki-laki yang tersandung dan jatuh berguling beberapa kali. Dan ia lalu menangis.

Delapan orang pelari yang lain mendengar tangisan anak itu, lalu mereka memperlambat lari mereka dan menoleh kebelakang. Mereka semua berbalik dan malah berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh ditanah itu.

Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman kepadanya dan berkata, “Semoga ini membuatmu merasa lebih baik.” Kemudian kesembilan pelari itu bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion berdiri, memberikan salut selama beberapa lama. Mereka yang berada disana saat itu masih saja tak bosan-bosannya memberikan salut tepuk tangan atas kejadian itu.

Tahukah anda mengapa? Karena didalam diri kita masing-masing tahu, bahwa didalam hidup ini tak ada yang lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua, untuk kita bersama. Terkadang kita mesti mengalah untuk kepentingan yang lebih besar, demi kita semua


Salam hangat,

Hendrawan Triartanto

2 komentar:

Hendrawan Triartanto 2 Juli 2009 pukul 15.45  

tak ada yang lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua, untuk kita bersama.

Joule Regenbogen 3 Juli 2009 pukul 00.03  

mantab gan...

Posting Komentar

Silakan kasih komentar di form di bawah ini ya.... Terima kasih :)

Selayang Pandang - Sejauh Hati Ini Memandang

Menatap sebuah harapan, menanti sebuah jawaban.

About this blog

Sebuah coretan sederhana penuh arti berisi warna-warni kehidupan yang takkan pernah habis dan pudar...

17 Juni 2009
Salam hangat,

Hendrawan Triartanto
-Pemimpin Redaksi-