#

hatiku Tertambat Disana

6-7 Juni 2009. 2 hari itu adalah hari yang telah aku rencanakan dan nanti-nantikan sejak 6 bulan yang lalu saat aku dalam perjalanan pulang ke Solo untuk magang.

20.00, 5 Juni 2009. Akhirnya kereta itu membawaku kembali ke tempat yang begitu penuh arti bagiku. Perjalanan selama 7,5 jam di kereta pun menjadi tidak terlalu lama bagiku ketika kereta mulai memasuki sudut Jakarta, rasanya hati ini begitu senang setelah menanti sekian lama.

Sesuai dengan rencana yang telah kususun, di hari pertama aku akan ikut Tim Doa, kemudian berlanjut ke KTB Angkatan ’05 PMK STAN dan terakhir menghadiri Perayaan HUT PMK ke 30. Dilanjutkan dengan hari kedua yang juga sangat padat, dimulai pagi hari beribadah di gereja, kemudian KTB dan memasak bersama adik-adikku untuk acara KKP Besar dan terakhir menghadiri KKP Besar walaupun hanya sebentar karena jam 19.00 kereta telah menungguku untuk membawaku kembali ke Semarang.

Begitu banyak orang yang bertanya kepadaku mengapa aku datang ke Jakarta, ada hal khususkah yang membuatku menjejakkan kaki di Jakarta, mencari siapakah aku di ibukota negara, atau seperti statusku di Facebook yang sempat kutulis beberapa hari sebelum berangkat, benarkah aku sedang mengejar cinta?.

Ah, kalau mengingat kembali memori selama 3 tahun yang lalu, mungkin akan menjawab semua pertanyaan di atas. Memori yang berisi manis pahitnya kehidupanku sebagai anak rantau di tempat yang tidak terpikirkan olehku sampai pada saat pengumuman hasil USM.

***

Pernah aku seolah-olah menjadi seorang yang terhilang tak punya arah tujuan yang pasti ketika pertama kali datang ke kota yang besar ini. Sempat punya keinginan untuk aktif melayani di PMK, namun akhirnya sebulan, 2 bulan hingga 3 bulan pertama kulalui rutinitas di kampus saja, tak mau tahu dengan PMK yang dulu sempat ingin aku masuki.

Pernah aku ingin datang ke Kebaktian Jumat seorang diri, namun rasa angkuh dan malas akhirnya mengalahkan keinginanku itu dan aku memilih untuk tidur-tiduran saja di kamar kost.

Pernah aku bertemu dengan anak PMK di jalan dan malu rasanya bertemu mereka, mereka saudaraku namun seolah-olah aku tak kenal mereka. Akhirnya aku hanya bisa memalingkan muka waktu itu, takut untuk disapa oleh mereka.

Pernah aku didatangi anak-anak Danus Makrab untuk memesan paket masakan, namun aku tolak dengan halus, “tidak punya uang”, jawabku saat itu.

Namun pernah juga aku menangis ketika menyadari betapa hampa hidupku waktu itu, ketika melihat saudara-saudaraku melayani, sedangkan aku yang tadinya punya semangat menggebu-gebu untuk melayani akhirnya hanya menjadi penonton saja. Teringat kata PKKku di Solo sebelum aku pergi ke Jakarta: “Hendrawan, kira-kira bisa tetap bertahan ga di tempat yang baru?”, dengan yakin aku jawab: “iya mbak!”, tapi kenyataannya? Aku tak bisa merasakan persekutuan seperti pada saat masih di Solo.

Waktu berjalan, akhirnya Tuhan semakin menggelisahkan hatiku untuk mengikuti persekutuan, dan akupun tak tahan lepas dari persekutuan terlalu lama. Tuhan mengirimkan satu-persatu orang-orang yang akhirnya mengenalkanku kepada PMK.
Orang pertama yang mengajakku untuk memasuki dunia PMK adalah Kristyanu atau biasa dipanggil dengan Anu. Suatu ketika dia mengajakku untuk masuk kepanitiaan makrab, dan akhirnya aku merasa inilah kesempatanku untuk mulai aktif di PMK. Dan menjadi anggota perkaplah yang kupilih. Anu pula yang mengajakku untuk datang Kebaktian Jumat, namun untuk hal ini masih berat rasanya, belum siap hatiku.

Kemudian di suatu sore di awal tahun 2006, datanglah Kak Koni ke kostan. Ternyata dia adalah orang yang akan menjadi PKKku, dan kemudian kami mulai ngobrol panjang lebar. Sebenarnya inilah yang sangat kurindukan selama 3 bulan pertama itu, yaitu sebuah KK. Dengan bersemangat aku menjawab akan ikut KK kepada Kak Koni, namun karena di SMA sudah ikut KK 3 tahun, aku tidakmenjadi AKK Kak Koni, tetapi akan dimasukkan ke KK Lanjutan. Sampai disini masih menjadi misteri bagiku siapa yang akan menjadi PKK sekaligus SKKku.

Akhirnya beberapa hari kemudian, seorang yang mengaku sebagai PKKku menelpon. Begitu girang hati ini, hingga ketika membuat janji ketemuan pun langsung aku jawab iya meski aku tidak ada bayangan sama sekali bagaimana wajah, karakter dan siapa saja yang akan menjadi satu KK ini.

Dan, Kamis 26 Januari 2006 kami bertemu, dan baru aku baru tau siapa aja yang menjadi keluargaku di KK ini. Ada Bang Julius, Dewi, Chen, dan beberapa waktu kemudian ikut bergabung Risanto.

Dari situlah aku mulai mengenal PMK, mulai mengenal orang-orangnya, mulai mengenal Posko (yang akhirnya menjadi tempat favoritku, menjadi tempat dimana aku belajar, tertawa, merenung, bahkan menangis), mulai mengenal F305, mulai mengenal Kostan Menteng yang sering menjadi tempat kami KK (meskipun tidak ada salah satu diantara kami yang kost disitu), dan akhirnya aku juga mengenal Bidang Ibadah. (bisa dibaca juga: Perkenalanku Dengan Sahabat http://hendrawant.blogspot.com/2009/05/perkenalanku-dengan-sahabat.html)

Semakin lama kurasakan, semakin aku menikmati. Menikmati hangatnya persekutuan dan keakraban. Meski akhirnya sebagian besar waktuku hampir aku habiskan di persekutuan ini,namun aku sangat menikmatinya. Bagiku rasa lelah tidak menjadi masalah, asalkan aku masih bisa menikmatinya.

Namun dari rasa lelah itu akhirnya aku bisa bertumbuh dan semakin mengenal Dia, dari rasa lelah itu aku semakin bergantung kepada Allah, dari rasa lelah itu aku mendapatkan kepuasan. Tak peduli seberapa besar tenaga yang telah kucurahkan, berapa uang yang telah kukeluarkan, berapa waktuku yang telah kugunakan, dan tak peduli lagi harus makan hati berkali-kali. Tapi itu semua demi Kristus!!

Tanpa terasa, akhirnya sampai aku lulus pun aku masih bertahan melayani di PMK, melayani bersama-sama dengan para sahabat dan rekan sekerja yang selalu menopangku juga. Meskipun ada duka, namaun bagiku tetaplah suka yang kurasakan, karena aku tahu siapa yang aku layani.

Entah bagaimana hidupku sekarang ketika aku dulu tidak ditemukan oleh Tuhan lagi, mungkin aku tak peduli dengan yang namanya integritas, mungkin tiap malam aku akan menghabiskan waktu dengan hal yang tidak benar, mungkin uang yang aku terima aku gunakan untuk membeli barang yang tidak berguna bahkan merusak tubuhku, mungkin aku tidak akan mengenal kasih, mungkin di dalam pikiranku adalah bagaimana caranya cepat kaya, dan berbagai kemungkinan lainnya yang terus menggodaku.

Kalau kemarin ada yang bilang bahwa aku luar biasa, sampai dibela-belain datang dari Semarang hanya untuk ikut KTB Angkatan ‘05, HUT PMK ke 30, KTB dengan adik-adikku, maupun KKP Besar (meskipun tujuan awalnya aku hanya ingin KTB dengan adik-adikku, namun secara kebetulan ada juga acara PMK yang lain). Sebenarnya bukanlah aku yang luar biasa, namun Allah yang luar biasa yang telah memanggilku sehingga aku bisa menikmati persekutuan ini selama 3 tahun. Allahlah yang luar biasa hingga aku tidak merasakan persekutuan ini biasa-biasa saja.

Mungkin 3 Tahun adalah masa yang singkat, namun di waktu yang singkat itu meninggalkan kesan yang begitu panjang bagiku.

***

Akhirnya terjawab sudah pertanyaan teman-teman ketika aku datang ke Jakarta, aku datang karena aku mempunyai kenangan khusus dengan PMK, aku datang karena ingin bertemu dengan adik-adikku, sahabat dan rekan sekerja terkasih, dan aku juga mengejar cintaku karena hatiku telah tertambatkan di persekutuan ini.

Tak sia-sia rasanya aku datang kesana, meski dalam perjalanan harus tidur di lantai kereta, meski menghabiskan uang yang tidak sedikit, dan meski harus kurang tidur, aku merasa hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan bisa menikmati persekutuan disana. Dan sungguh bahagia rasanya melihat buah dari pelayanan yang sempat aku dan teman-teman lakukan dulu, melihat semangat dari teman-teman semua untuk juga melayani. dan semoga buah dari pelayanan PMK STAN terus muncul dari tahun ke tahun.

Akh, seandainya waktu dapat ku ulang kembali….Aku ingin melayani lebih dari yang kemarin. Seringkali aku merasa belum memberikan yang terbaik dalam pelayanan kemarin…

Satu lagu yang sangat aku suka, dan pernah aku bawakan waktu Persiapan Hati Pelayan:

Sudahkah yg terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku
Besar pengorbanannya di kalvari, diharapnya terbaik dariku
Berapa yg terhilang tlah kucari dan kulepaskan yg terbelenggu
Sudahkah yg terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku

Kerinduanku, PMK STAN tidak kehilangan visi pelayanannya, tetap menjadi tempat bertumbuh dan semakin mengenal Kristus dan menghasilkan alumni-alumni yang takut akan Tuhan.

Untuk para alumni, saatnya kita menghadapi tantangan yang lebih besar dan mengaplikasikan apa yang telah kita dapat di PMK selama ini.

Satu hal yang paling aku rindukan, hubungan antara mahasiswa dan alumni pun tetap terjaga, mahasiswa sebagai pengurus dan jemaat serta alumni sebagai penilik atau setidaknya masih memberi perhatian bagi PMK, dan akhirnya:

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)


*thank’s to: Anak-cempedak yang kostnya aku tumpangi, B’Jul dan Angkatan ’05, Anak-anak dan cucu-cucu serta ponakan2 KKPku, Mok2 sebagai teman sharing selama disana dan teman dalam perjalanan ke Senen, Iyus atas pinjaman Alkitab dan tasnya, dan teman-teman semua :)

diringi sebuah lagu: Ke jakarta aku 'kan kembali.... :) ,
Tuhan memberkati.

(sebenarnya masih panjang yang mau aku ceritakan, tapi biarlah nanti di lain kesempatan....)

2 komentar:

Anonim 15 Juni 2009 pukul 14.42  

bos, di link yak blog gw...:-)
http://engeldvh.wordpress.com

Hendrawan Triartanto 16 Juni 2009 pukul 07.56  

Ok pak..beres..ma kasih udah mampir...

Posting Komentar

Silakan kasih komentar di form di bawah ini ya.... Terima kasih :)

Selayang Pandang - Sejauh Hati Ini Memandang

Menatap sebuah harapan, menanti sebuah jawaban.

About this blog

Sebuah coretan sederhana penuh arti berisi warna-warni kehidupan yang takkan pernah habis dan pudar...

17 Juni 2009
Salam hangat,

Hendrawan Triartanto
-Pemimpin Redaksi-